Skarang
udah tengah-tengah tahun, mulai masuk musim panas kalau di negara tropis. Ini
moment paling pas buat aktivitas, 100% panas n lembab, tapi ini bener-bener
seger, andai kita bisa fotosintesis kita pasti gak butuh makan lagi, cuma
resikonya kulit kita bakalan agak kehijauan. Nah disini kita gak bakal
ngomongin soal fotosintesis kok, sesuai judulnya, saya pengen ngobrol soal
Downhill, khususnya sepeda Downhill.
Sepeda
Downhill, mungkin belum begitu familiar dibanding dengan Road Bike yang banyak
seliweran. Sepeda downhill termasuk salah satu jenis dari Mountain Bike, hanya
saja sepeda jenis ini punya berbagai spesifikasi dan perhatian khusus mengingat tipikal
lintasan yang dilaluinya. Jenis lintasan ini sangat berbeda dan bisa dibilang
cuma bisa dilalui sepeda downhill.
Pertama-kata
kita bahas dulu tentang Downhill Cycling, secara harfiah artinya bersepeda
menuruni bukit. Pada dasarnya merupakan olahraga bersepeda dengan trek menurun
dan melewati berbagai rintangannya. Kira-kira sudah ada sejak tahun 70an, namun
event pertama Downhill baru diadakan sekitar bulan Oktober tahun 1976 di
California, Amerika Serikat, mungkin saat itu sepeda yang digunakan masih
sangat konvensional, remnya jadi satu sama pedal. Trek Downhill-nya juga belum
terlalu variatif dan ekstreme, dulunya banyak menggunakan bekas trek ski atau
di lereng-lereng salju. Berbeda dengan jaman skarang dimana treknya sudah
semakin gila, gak hanya bukit atau pegunungan, tengah kota (Urban Downhill)
bahkan Mall (Downmall) bisa disulap jadi trek.
Jenis
balapannya adalah time trial, dimana masing-masing pembalap dilepas secara
bergantian, satu-persatu dan pemenang ditentukan berdasarkan waktu tercepat
sampai ke finish line. Urutan start sesuai dengan kualifikasi yang biasanya
diselenggarakan hari sebelumnya, pembalap dengan kualifikasi tercepat akan
start paling akhir, bisa dibilang seperti guest star lah. Saat balapan pembalap
bebas menentukan course-nya, sependek dan secepat mungkin asal tidak melewati
garis pembatas lintasannya. Olahraga ini juga punya asosiasi internasionalnya,
ya kayak FIFA-nya sepakbola, dikenal dengan UCI (Union Cycliste Internationale)
yang membawai semua olahraga sepeda, roadbike, mountainbike, bmx, dll. Event
yang diselenggarakan UCI Mountain Bike pertama kali tahun 1990 di Colorado.
Nah balapan
Downhill yang paling bergengsi adalah UCI Downhill World Cup dan World
Championship. World Cup bisa dibilang seperti grand prix, dimana
diselenggarakan selama satu musim dengan beberapa venue biasanya 8 seri, juara
berdasarkan akumulasi point selama satu musim yang diperoleh saat kualifikasi
dan race. Podium diisi juara 1 sampai 5, pemimpin klasemen dan juga team atau
pabrikan yang juara. Beda dengan World Championsip yang hanya digelar satu kali
dalam satu musim, biasanya di akhir seri. Juara ditentukan dalam race tersebut,
yang naik podim hanya 3 pembalap dan mendapat reward berupa title World
Champion, medali (gold, sliver, atau bronze) dan yang spesial adalah rainbow
jersey (jersey dengan warna khas UCI) yang boleh dipake selama satu musim selanjutnya.
Yang spesial lagi rainbow jersey tersebut boleh dipakai di jersey apapun
meskipun pindah team, pembalap yang juara biasanya juga memasang striping atau
decal khusus dengan warna rainbow jersey di sepedanya. World Championship
membela nama negara, jadi walaupun pembalap dari team yang berbeda tetep
menggunakan jersey sama, syaratnya cuma pembalap tersebut emang udah lolos
seleksi n jadi perwakilan dari negaranya.
Lanjut
waktunya kita bahas sepeda Downhill. Sepeda Downhill merupakan sepeda
full-suspension yang dirancang untuk menuruni bukit curam, berbatu dan
rintangan-rintangan lain seperti drop, jump, dsb. Sepeda Downhill memiliki
stabilitas dan ketahanan yang sangat bagus, jauh dibandingkan sepeda gunung
jenis lain, menurut saya ini adalah Raja di antara sepeda gunung. Frame
biasanya terbuat dari baja, aluminium, hingga carbon, dengan berat rata-rata
18-20 kg. Dengan carbon berat semakin ringan hingga 16 Kg contohnya Santacruz
V10 Carbon, Devinci Wilson carbon dll. By the way, Indonesia juga gak kalah kok, Brand Indonesia Polygon juga ikut serta di UCI Downhill dengan bergabung bersama Team Hutchinson UR. Tahun 2013 Polygon bersaing dengan Collosus DHX dan di musim 2014 Polygon menggunakan sepeda baru Prototype DHO, dengan frame yang kayaknya dari aluminium tapi bobotnya hanya skitar 14 Kg. Frame sepeda downhill memiliki travel 7-10 inch, suspensi belakang biasanya
diatur dengan sag 25-35%. Suspensi belakang sangat bervariasi dengan
berbagai design seperti Single Pivot (Orange Bike, Rocky Mountain Flatline, yeti
303), Rocker Link/Four-bar (Kona Supreme Operator, Giant Glory, Trek Session),
Horst Link/Future Shock Rear (NS Bikes Fuzz, Knolly Podium), Split Pivot/Active
Braking Pivot (Devinci Wilson) atau Virtual Pivot Poin (Intense M9). Masing
design tadi untuk mengurangi beberapa masalah yang menyebabkan sepeda full
suspension kurang efisien, yakni saat shock terkompresi ketika digayuh (Pedal
Bob) atau saat mengerem (Brake Jack). Suspensi depan 7-8 inch dual crown dengan
Head tube angles <66 derajat. Saat ini semakin bervariasi karena trek
downhill semakin ekstrim dan curam sehingga angle pun semakin kecil, contohnya
63 derajat pada Mondraker Summum, Nukeproof Pulse, Lapierre DH 722, Commencal
Supreme, dll.
Sepeda
Downhill hanya menggunakan chainring single-sprocket di depan disertai chain
guide, ini untuk memperpendek panjang rantai agar aman dan tidak ada resiko
miss-shifting atau chain slap. Dilengkapi beberapa fitur untuk menjamin
pembalap aman dan stabil saat dikendarai misalnya double discbrake, handle bar
yang lebar, ban dengan profil tebal, dan lebar, atau bash guard (sekarang sudah
jarang dipakai karena alasan bobot). Sepeda Downhill paling mirip dengan sepeda
Freeride, sehingga di beberapa kompetisi, pembalap juga menggunakan frame
sepeda Freeride namun sudah dilengkapi fitur untuk Downhill (Scott Voltage, Mondaraker Prayer, dsb). Nah di akhir entry ini saya mau minta maaf dulu deh,
soalnya ini bakalan jadi long post. Ini saya mau berbagi "beberapa"
sepeda kelas dunia yang pernah berlaga di event nasional ataupun internasional.
Semuanya gak hanya pure Downhill Bike, ada juga sepeda Freeride. trail
atau Enduro yang pernah dipakai pembalap untuk kejuaraan Downhill, makanya
bakalan jadi long post. Satu lagi, kalau ada tambahan info atau mau share
tinggal leave comment aja. So check it out, dan semoga bermanfaat.
2Stage Elite9
AGang Ninja DH
Airborne Taka
Alutech Keiler DH
Alutech Sennes
Ancillotti Tomasso DHP
Banshee Legend
Bulls Wild Core Team
Canfield Brothers Jedi
Cannondale Judge
Canyon Torque DHX
Canyon Torque FRX
Cavalerie Falcon
Chumba F5
Commencal Supreme DH v3
Cove Peeler
Cove Shocker
CTM Mons Xpert
CTM Mons Pro
Cube Two15 Pro
Diamondback DH8
Ellsworth Dare
Empire AP 1R
Evil Revolt
Fezzari Widows Peak
Foes DHS
Ghost DH 9000
Giant Faith
Giant Glory DH
GT DHI Team 2009
GT Fury 2011
I-Track Suspension
Intense 951 Evo
Intense Socom
Iron Horse SGS
Iron Horse Sunday
KHS DH 200
Knolly Podium
Kona Park Operator
Kona Stab Supreme
Kona Stinky
Kona Supreme Operator
Krutor Hrotor
KTM Rachet
KTM Aphex
Lapierre DH 720
Lapierre Froggy 318
Mac Mahone Killmeister
Marin Quad DH
Mondraker Kaiser
Mondraker Prayer
Mongoose Boot R Team
Mongoose ECD
Morewood Izimu
Morewood Makulu 650B
Morewood Makulu
Morpheus Carbon DH
MSC F5
MSC X
Nicolai Ion
Nukeproof Pulse Pro
Nukeproof Scalp
Orange 224 EVO
Polygon Collosus DHX 2010
Polygon Collosus DHX 2011
Polygon Collosus DHX 2013
Propain Rage
Rock Machine Whizz
Rockrider Drowp 9
Rocky Mountain Flatline Pro
2009
Rocky Mountain Flatline Pro
2013
Rose The Unchained
Rose Vaujany DH Team
Rotwild RED
Santacruz Driver 8
Saracen Myst Team
Scott Gambler 2010
Scott Voltage
Sette Vexx
Solid Mission 9
Solid Strike Black Star 650b
Specialized Demo 8 2011
Specialized Enduro SL Expert
Specialized Status
Sunn Radical
Tomac Primer 220
Torpado T510 Blackhills
Transition TR450
Transition TR500
Trek Session 9.9
Turner DHR
UMF Duncan 3 Team
UMF Duncan Team 2011
Vario DH techno Race
Yeti 303 RDH 2009
YT Tues 2.0 Comp
Zenith Saka
Zerode g2
Zumbi DH