Selasa, 20 Mei 2014

This Is Downhill





Skarang udah tengah-tengah tahun, mulai masuk musim panas kalau di negara tropis. Ini moment paling pas buat aktivitas, 100% panas n lembab, tapi ini bener-bener seger, andai kita bisa fotosintesis kita pasti gak butuh makan lagi, cuma resikonya kulit kita bakalan agak kehijauan. Nah disini kita gak bakal ngomongin soal fotosintesis kok, sesuai judulnya, saya pengen ngobrol soal Downhill, khususnya sepeda Downhill.
Sepeda Downhill, mungkin belum begitu familiar dibanding dengan Road Bike yang banyak seliweran. Sepeda downhill termasuk salah satu jenis dari Mountain Bike, hanya saja sepeda jenis ini punya berbagai spesifikasi dan perhatian khusus mengingat tipikal lintasan yang dilaluinya. Jenis lintasan ini sangat berbeda dan bisa dibilang cuma bisa dilalui sepeda downhill.
Pertama-kata kita bahas dulu tentang Downhill Cycling, secara harfiah artinya bersepeda menuruni bukit. Pada dasarnya merupakan olahraga bersepeda dengan trek menurun dan melewati berbagai rintangannya. Kira-kira sudah ada sejak tahun 70an, namun event pertama Downhill baru diadakan sekitar bulan Oktober tahun 1976 di California, Amerika Serikat, mungkin saat itu sepeda yang digunakan masih sangat konvensional, remnya jadi satu sama pedal. Trek Downhill-nya juga belum terlalu variatif dan ekstreme, dulunya banyak menggunakan bekas trek ski atau di lereng-lereng salju. Berbeda dengan jaman skarang dimana treknya sudah semakin gila, gak hanya bukit atau pegunungan, tengah kota (Urban Downhill) bahkan Mall (Downmall) bisa disulap jadi trek.
Jenis balapannya adalah time trial, dimana masing-masing pembalap dilepas secara bergantian, satu-persatu dan pemenang ditentukan berdasarkan waktu tercepat sampai ke finish line. Urutan start sesuai dengan kualifikasi yang biasanya diselenggarakan hari sebelumnya, pembalap dengan kualifikasi tercepat akan start paling akhir, bisa dibilang seperti guest star lah. Saat balapan pembalap bebas menentukan course-nya, sependek dan secepat mungkin asal tidak melewati garis pembatas lintasannya. Olahraga ini juga punya asosiasi internasionalnya, ya kayak FIFA-nya sepakbola, dikenal dengan UCI (Union Cycliste Internationale) yang membawai semua olahraga sepeda, roadbike, mountainbike, bmx, dll. Event yang diselenggarakan UCI Mountain Bike pertama kali tahun 1990 di Colorado.
Nah balapan Downhill yang paling bergengsi adalah UCI Downhill World Cup dan World Championship. World Cup bisa dibilang seperti grand prix, dimana diselenggarakan selama satu musim dengan beberapa venue biasanya 8 seri, juara berdasarkan akumulasi point selama satu musim yang diperoleh saat kualifikasi dan race. Podium diisi juara 1 sampai 5, pemimpin klasemen dan juga team atau pabrikan yang juara. Beda dengan World Championsip yang hanya digelar satu kali dalam satu musim, biasanya di akhir seri. Juara ditentukan dalam race tersebut, yang naik podim hanya 3 pembalap dan mendapat reward berupa title World Champion, medali (gold, sliver, atau bronze) dan yang spesial adalah rainbow jersey (jersey dengan warna khas UCI) yang boleh dipake selama satu musim selanjutnya. Yang spesial lagi rainbow jersey tersebut boleh dipakai di jersey apapun meskipun pindah team, pembalap yang juara biasanya juga memasang striping atau decal khusus dengan warna rainbow jersey di sepedanya. World Championship membela nama negara, jadi walaupun pembalap dari team yang berbeda tetep menggunakan jersey sama, syaratnya cuma pembalap tersebut emang udah lolos seleksi n jadi perwakilan dari negaranya. 

         
Lanjut waktunya kita bahas sepeda Downhill. Sepeda Downhill merupakan sepeda full-suspension yang dirancang untuk menuruni bukit curam, berbatu dan rintangan-rintangan lain seperti drop, jump, dsb. Sepeda Downhill memiliki stabilitas dan ketahanan yang sangat bagus, jauh dibandingkan sepeda gunung jenis lain, menurut saya ini adalah Raja di antara sepeda gunung. Frame biasanya terbuat dari baja, aluminium, hingga carbon, dengan berat rata-rata 18-20 kg. Dengan carbon berat semakin ringan hingga 16 Kg contohnya Santacruz V10 Carbon, Devinci Wilson carbon dll. By the way, Indonesia juga gak kalah kok, Brand Indonesia Polygon juga ikut serta di UCI Downhill dengan bergabung bersama Team Hutchinson UR. Tahun 2013 Polygon bersaing dengan Collosus DHX dan di musim 2014 Polygon menggunakan sepeda baru Prototype DHO, dengan frame yang kayaknya dari aluminium tapi bobotnya hanya skitar 14 Kg. Frame sepeda downhill memiliki travel 7-10 inch, suspensi belakang biasanya diatur dengan sag 25-35%.  Suspensi belakang sangat bervariasi dengan berbagai design seperti Single Pivot (Orange Bike, Rocky Mountain Flatline, yeti 303), Rocker Link/Four-bar (Kona Supreme Operator, Giant Glory, Trek Session), Horst Link/Future Shock Rear (NS Bikes Fuzz, Knolly Podium), Split Pivot/Active Braking Pivot (Devinci Wilson) atau Virtual Pivot Poin (Intense M9). Masing design tadi untuk mengurangi beberapa masalah yang menyebabkan sepeda full suspension kurang efisien, yakni saat shock terkompresi ketika digayuh (Pedal Bob) atau saat mengerem (Brake Jack). Suspensi depan 7-8 inch dual crown dengan Head tube angles <66 derajat. Saat ini semakin bervariasi karena trek downhill semakin ekstrim dan curam sehingga angle pun semakin kecil, contohnya 63 derajat pada Mondraker Summum, Nukeproof Pulse, Lapierre DH 722, Commencal Supreme, dll.
Sepeda Downhill hanya menggunakan chainring single-sprocket di depan disertai chain guide, ini untuk memperpendek panjang rantai agar aman dan tidak ada resiko miss-shifting atau chain slap. Dilengkapi beberapa fitur untuk menjamin pembalap aman dan stabil saat dikendarai misalnya double discbrake, handle bar yang lebar, ban dengan profil tebal, dan lebar, atau bash guard (sekarang sudah jarang dipakai karena alasan bobot). Sepeda Downhill paling mirip dengan sepeda Freeride, sehingga di beberapa kompetisi, pembalap juga menggunakan frame sepeda Freeride namun sudah dilengkapi fitur untuk Downhill (Scott Voltage, Mondaraker Prayer, dsb). Nah di akhir entry ini saya mau minta maaf dulu deh, soalnya ini bakalan jadi long post. Ini saya mau berbagi "beberapa" sepeda kelas dunia yang pernah berlaga di event nasional ataupun internasional. Semuanya gak hanya pure Downhill Bike, ada juga sepeda Freeride. trail atau Enduro yang pernah dipakai pembalap untuk kejuaraan Downhill, makanya bakalan jadi long post. Satu lagi, kalau ada tambahan info atau mau share tinggal leave comment aja. So check it out, dan semoga bermanfaat.

2Stage Elite9

AGang Ninja DH

Airborne Taka

Alutech Keiler DH

Alutech Sennes

Ancillotti Tomasso DHP

Balfa BB7

Banshee darkside
Banshee Legend

Bergamont Straitline MGN

 Bionicon Edison


Bionicon Edison EVO Spec O

Bionicon Ironwood

Bulls Wild Core Team

Canfield Brothers Jedi

Cannondale Judge

Canyon Torque DHX

Canyon Torque FRX

Cavalerie Falcon

Chumba F5
Commencal Supreme DH V1

 
Commencal Supreme DH V2
Commencal Supreme DH v3

Cove Peeler

Cove Shocker

CTM Mons Xpert

CTM Mons Pro

Cube Two15 Pro

Da Bomb Tsar Bomba


Dark Scarab

Dartmoor Roots Pro Devil

Devinci Wilson

Devinci Wilson 1 2010

Devinci Wilson Carbon 2012

Devinci Wilson SL 2015


Diamondback Black Sabbath

Diamondback DH8

Ellsworth Dare

Ellsworth Dare Carbon

Empire AP 1R
Evil Undead

Evil Revolt

Fezzari Widows Peak

Foes DHS

Foes Hydro

Foes FFR

Format 4112 DH

Ganna Giuby DH

Ghost DH 9000

Giant Faith

Giant Glory DH

Giant Glory O

Giant Advanced Glory O Carbon
 
GiosBR Stage

GT DHI 2005
GT DHI Team 2009
GT Fury 2011


GT Fury 2013
GT Fury 2014

Haro 357 Magnum

Identiti Mogul DH

I-Track Suspension

Intense 951 Evo

Intense M6
Intense M9

Intense M16

Intense Socom

Iron Horse SGS
Iron Horse Sunday

Jamis Dakar Bam
Jamis Dakar Bam II

Karpiel Armageddon

KHS DH 200

KHS DH 300

KHS DH29
KHS Six Fifty 656

KNine DH 001

Knolly Podium

Kona Park Operator
Kona Precept 200

Kona Stab Supreme

Kona Stinky

Kona Supreme Operator

Krutor Hrotor

KTM Rachet

KTM Aphex

Lapierre DH 720

Lapierre DH 722

Lapierre DH 727 Team 2015
Lapierre Froggy 318

Last Herb 204

Lee Cougan Xlerator K

Mac Mahone Killmeister

Marin Quad DH

Merida One-Eighty

Mondraker Kaiser

Mondraker Prayer

Mondraker Summum Pro Team


Mondraker Summum Carbon Pro Team

Mongoose Boot R Team

Mongoose ECD

Morewood Izimu

Morewood Makulu 650B

Morewood Makulu

Morpheus Carbon DH

MSC F5

MSC X

Nicolai Ion

Norco Atomik


Norco Team DH 2008

Norco A-line Park Edition

Norco Team DH 2010

Norco Aurum LE

Norco Aurum Carbon 2015

Nox Startrack DH 9.5

Nox EDF

NS Bikes Fuzz

NS Bikes Soda Evo Coil

Nukeproof Pulse Pro

Nukeproof Scalp

Orange 224 EVO

Orange 322

Pedroni Lion Carbon

Pivot Phoenix DH


Pivot Phoenix DH Carbon 2014

Polygon Collosus DHX 2010

Polygon Collosus DHX 2011

Polygon Collosus DHX 2013

Propain Rage

Radon Swoop 210

Ram DHX 2008

Ram DHX 2013

Ram Synergy 

Redalp DH


Reichmann Engineering RIP (Riders Independence project)

Rock Machine Whizz

Rockrider Drowp 9

Rocky Mountain RMX
Rocky Mountain Flatline Pro 2009

Rocky Mountain Flatline Pro 2013

Rose The Unchained

Rose Vaujany DH Team

Rotwild RED


Rotwild RG1 FS


Santacruz VP Free
Santacruz Driver 8

Santacruz V10 Carbon

Santacruz V10 Carbon 650b 2015

Saracen Myst Team

Scott Progressive High Octane
Scott Gambler 2010

Scott gambler 2013

Scott gambler 2015

Scott Voltage

Sette Vexx

Solid Mission 9
Solid Speed

Solid Strike Black Star 650b

Specialized Demo 8 2006


 Specialized Demo 8 2009
Specialized Demo 8 2011
 
Specialized Demo 8 2015
Specialized Enduro SL Expert
    
Specialized Status

Sunn Radical


Sunn Effigear
Tomac Primer 220

Torpado T510 Blackhills

Transition TR450

Transition TR500

Trek Session 9.9

Trek Session 88 2011


Trek Session 88 20012


Trek Session 88 2015

Turner DHR

UMF Duncan 3 Team

UMF Duncan Team 2011

United Patrol 781


United Patrol 871

Vario DH techno Race


Vitus Dominer DH

Votec VD ELite

Votec VH 195 ELite
 
Wimcycle Adrenaline Team


Xpreso Furax

Yeti 303 RDH 2009

Yeti 303 2009


Yeti 303 2011


Yeti 303 2014

YT Tues 2.0 Comp

YT Tues 2.0 

YT Tues CF Pro

Zenith Saka

Zerode g2 


Zumbi DH